Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
ASSALAMMUALLAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUHU SELAMAT DATANG DI WEBSITE http://zonaislami.blogspot.com WEBSITE INI ADALAH KEPANJANGAN DAN PENERUS WARTA DARI WEBSITE-WEBSITE ISLAM YANG ANDA BISA MENGIKUTI WEBSITE-WEBSITE ISLAMI TERSEBUT MELALUI LINK YANG DI TAUTKAN DI BAWAH SETIAP ARTIKEL YANG BERSUMBER DARI WEBSITE ISLAMI YANG DI TAUTKAN SEMOGA DI DALAMNYA BANYAK PENGETAHUAN DAN ILMU YANG ANDA DAPAT. DI WEBSITE INI PUN ADA KOLEKSI EBOOK , SOFTWARE , VIDEO DAN MP3 ISLAMI YANG DAPAT ANDA DOWNLOAD SECARA GRATIS. DAN ANDA BISA MENDENGARKAN STREAMING MURAL AL QUR,AN YANG ANDA BISA TEMUKAN DI BAGIAN PALING BAWAH WEBSITE INI . SEMOGA BERMAMFAAT DAN MENAMBAH PAHALA UNTUK ANDA.. TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANYA WASALAMMU ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUHUGOOGLE SEACH ENGGINE

Senin, 20 Februari 2012

Pesan tercinta ayahanda Habib Rizq Syihab


“Pesan tercinta ayahanda Habib Rizq Syihab, ‘Ustadz Arifin, teruslah antum berdakwah menanam padi, biar habib yang jaga tikusnya, Subhanallah.’” 
Pemimpin Majlis Dzikir Adz-Dzikra KH. Muhammad Arifin Ilham dalam foto terbarunya di album “Cinta Allah, Cinta Dakwah & Mencintai Semua Mereka yang Berdakwah” yang ada di akun Facebook-nya memberi penegasan tentang posisi beliau dalam membaca dan menganalisa upaya pembubaran FPI dari sekelompok para bencong, waria, gay, lesbi, yang dimotori oleh Jaringan Islam Liberal asuhan Ulil Abshar Abdallah dan Guntur Romli.
Dalam keterangan di foto tersebut, KH. Arifin Ilham menulis sebagai berikut, 
“Pesan tercinta ayahanda Habib Rizq Syihab, ‘Ustadz Arifin, teruslah antum berdakwah menanam padi, biar habib yang jaga tikusnya, Subhanallah.’”
Menanam padi dan membasmi tikus, itulah inti pesan yang disampaikan oleh Habib Rizieq kepada Sang Kyai. Dalam foto tersebut tampak beliau sedang bercengkrama akrab sekali dengan
Habib Rizieq. 
Habib Rizieq sendiri sendiri kerap menyitir kalimat yang sarat kandungan filosofis ini. Dalam berbagai kesempatan, Habib menjelaskan kepada umat bahwa posisi FPI adalah pembasmi tikus-tikus yang merusak sawah dan lahan dakwah para ulama.
Nyaris, semua orang tanpa terkecuali bisa melakukan perintah kebaikan, dengan segala kemampuan yang ada. Ibarat petani, amar ma`ruf adalah fase bercocok tanam, menebar dan menanam benih, menyiram, lalu pada akhirnya memamen hasilnya.
Sementara, FPI yang digawangi oleh Sang Habib adalah kelompok petani dari umat Islam yang bertugas menjaga sawah, membasmi hama dan tikus yang akan merusakan jerih payah para petani itu. 
Maka, jika semua unsur umat Islam sibuk bercocok tanam, namun tidak membasmi hama dan tikus, lalu kapan hasil akan dituai dan dinikmati oleh umat ? Kapan juga umat akan menikmati hasil bercocok tanam itu, jika semua orang ikut ambil bagian dalam membasmi hama dan tikus ?
Semuanya perlu bersinergi dan saling menjaga kekompakan serta persatuan. Para petani yang bercocok tanam tidak usah risau dengan aksi para pembasmi hama karena memang itu sudah tugas dan kebutuhan para petani juga. Dan para pembasmi hama tidak perlu merasa besar dada sebab buat apa membasmi hama kalau tak ada yang menanam, bukan. Semuanya mempunyai peran dan fungsi yang saling menguntungkan. “Man Zara`a Hashada,” (Siapa yang menanam ia akan mengetam). Biarlah para petani itu bercocok tanam dengan tenang dan nyaman, serahkan tugas pembasmian tikus dan hama kepada petani yang sudah siap sedia dengan segala konsekuensinya, terkena gigitan, terluka, bahkan menemui ajalnya.
Dakwah yang disemai oleh para Dai dan Kyai tidak akan menghasilkan produk yang baik dan berkualitas jika terus diganggu oleh tikus-tikus yang menggerogoti tumbuh-tumbuhan. Padahal, semakin hari tikus-tikus ini semakin banyak jumlahnya, mereka berkoalisi dengan para pemilik media massa sekuler-liberal dan tempat-tempat kemaksiatan. 
Tidak ada manusia yang kebal dari godaan kemaksiatan, besar-kecilnya.  Lalu, siapakah yang berani membasminya? Tidak lain adalah aparat penegak hukum. Bagaimana, jika aparatnya justru ada yang bermain mata dengan pemilik tempat-tempat kemaksiatan, apakah kita hanya diam terpaku, membisu, diam seribu bahasa, yang penting kita ikut ngaji, orang lain mau maksiat, peduli setan ? Tentu sikap ini termasuk sikap ananiyah, sikap yang egois. 
Ketika masyarakat sudah jemu dan jenuh dengan ketidaktegasan aparat dalam membasmi tikus-tikus, ketika keadilan dan kenyamanan untuk menjalankan agama diganggu oleh tikus yang berwujud dalam aliran sesat macam Ahmadiyah, pemikiran liberal macam JIL, merusak lahan dakwah para ulama, maka lahirlah FPI dengan segala kekurangan dan kelebihannya. FPI mencoba “menggantikan” peran aparat yang tumpul bahkan beberapa diantaranya ikut ambil bagian membantu para gerombolan tikus. Jika sudah demikian, masihkan kita menyalahkan FPI lalu menuntut agar dibubarkan karena dianggap biang kerok anarkis dan kekerasan di Bumi Pertiwi ? FPI tidak perlu ada di Tanah Air manakala hukum ditegakkan seadil-adilnya kepada mereka merusak akidah dan kehidupan beragama para warga masyarakat.
Barangsiapa yang mampu menaman sawah, tanamlah dengan baik dan benar. Tanamilah hati dan pikiran umat dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Serahkan pembasmian tikus pada petani lainnya. Jika tidak bisa kedua-duanya, berilah dukungan dan doa kepada Ilahi Allah Rabbul Izzati. Kalaupun doa dan dukungan enggan diberikan, diamlah. Diamlah karena barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia berkata baik atau diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar