Bagimana sikap dan koementar
pembesar ulama Ahlusunnah terhadap Ibnu Taymiah dan berbagai penyimpangannya?
Apakah ia dari golongan
Ahlusunnah atau bukan? Bagimana kualitas akhlak dan kejujurannya dalam
menyikapi berbagai masalah agama?
Lalu apa kata mereka tentang
Ibnu Taymiah?
Mari kita ikuti komentar-komentar
mereka!
Adapaun, apakah ia
dari Ahlusunah atau bukan? dan mengapakah Ibnu Hajar memujinya kalau dia bukan
Ahlusunah. maka saya harap Anda tidak keberatan memperhatikan sedikit rangkuman
komentar dan sikap ulama terhadapnya, sebagaimana di bawah ini:
Ibnu Taymiah Bukan dai
Golongan Ahlusunnah wal Jama’ah!
Ada sementara
kalangan beranggapan bahwa Ibnu Taymiah adalah seorang tokoh Ahlusunnah, namun
kenyataannya bahwa para ulama Ahlsunnah telah mengecamnya dan menganggapnya
bukan bagian dari mereka. Ia adalah penyimpang dari mazhab Ahlusunnah.
Tidak diragukan bahwa pada
mulanya Ibnu Taymiah bermazhab Hanbali, sebagaimana keluarganya; ayah dan kakek
moyangnya, bahkan untuk beberapa waktu yang tidak sebentar, kepemipinan mazhab
Hanbali di tangan ayah-ayahnya. Akan tetapi kecenderungannya kepada faham
ediologis hanabilah (kaum Hanbaliyah) yang sangat kental menjadikannya tidak
sejalan dengan faham Asy’ariyah. Dan akibatnya, Ibnu Taymiah berhadapan dengan
para ulama Asy’ariyah (yang merupakan agen resmi doktrin akidah Ahlusunnah).
Alih-alih berdalil kembali
kepada ajaran para Salaf (sahabat dan tabi’în) Ibnu Taymiah mempropagandakan
doktrin Hanbaliyah yang kental akan konsep-konsep tajsîm-nya. Karenanya, para
ulama Ahlusunnah, bahkan sebagian murid dan pengagumnya berbalik mengecam dan
mengutuknya.
Abu Hayyân al Andalusi
(W.745H), seperti dikatakan Ibnu Hajar, “Ia sangat mengagungkan Ibnu Taymiah
dan memujinya dengan sebuah qashidah (bait-bait syair), kemudian ia menyimpang
darinya dan menyebutnya dengan sebutan sangat jelak dalam kitab tafsirnya, dan
ia menisbatkannya menyakini tajsîm (menggambarkan Allah sebagai berpostur).
Az Zabidi berkata, “As Subki
berkata, ‘dan kitab al Arsy adalah kitab karya yang paling jelek … dan ketika
Abu Hayyân memperhatikannya, ia senantiasa melaknatinya sampai mati setelah
sebelumnya ia mengagungkannya.’”
Demikian juga dengan adz
Dzahabi, salah seorang santri Ibnu Taymiah, kendati ia pernah berguru
kepadanya, namun hal itu tidak mencegahnya untuk menegur dan menasihatinya.
Dalam sepupcuk suratnya yang dikenal dengan nama Risalah Dzahabiah , ia
menasehati dan menegur keras Ibnu Taymiah, di antaranya adz Dzahabi menulis,
“Hai Anda, engkau telah banyak menelan racun para filsuf dan buku-buku karangan
mereka berulang kali, dan disebabkan banyaknya pengaruh racun, badan menjadi
ketagihan dan menguasainya…. (kemdian ia melanjutkan), “Duhai sialnya orang
yang mengikutimu, sesungguhnya ia menyodorkan dirinya dalam kezindiqan dan
keterlepasan dari agama…. Tidaklah mayoritas pengikutmu melainkan orang-orang
rendahan yang tak berkualitas, qa’îd marbûth, atau ringan akalnya, khafîful
aqli, atau orang awam pembohong, ‘âmiyun kadzdzâb, dungu pikirannya, balîdudz
dzihni, atau orang terasing yang terdiam, kuat makarnya, atau penyerap yang
saleh tapi tidak memiliki pemahaman. Jika engkau tidak percaya apa yang aku
katakan, maka periksalah mereka dan takarlah mereka dengan penuh keadilan….
Sampai kapan kamu memuja-muja omonganmu sendiri dengan pujian yang tidak engkau
berikan bahkan kepada hadis-hadis Bukhrai & Muslim, andai hadis kedua
selamat dari kecamannya, bahkan setiap saat engkau menyerangnya dengan
mendha’ifkannya dan menggugurkannya dengan takwil atau pengingkaran. Tidaklah
telah tiba saatnya engkau sadar? Tidaklah tiba waktunya engkau bertaubat dan
kembali… usiamu telah mencapai lebih dari tujuh puluh tahun, masa berangkat (kematian)
telah dekat… benar, demi Allah aku tidak perna tau engkau ini
ingat/menyebut-nyebut kematian… bahka engkau mengejek-ngejek orang yang
menyebut-nyebut kematian… akupun tidak yakin engkau mau menerima ucapanku dan
memperhatikan nasihatku…. “
Ibnu Hajar sendiri
menuturkan, ketika menyebut biografi al Yâfi’i dalam kitab ad Durar al Kâminah,
“Ia (al Yâfi’i) mempunyai pembicaraan dalam mengecam Ibnu Taymiah.”
Pernyataan al Yâfi’I adalah
sebagai berikut: Pada tahun 705 H terjadi kekacauan akibat kesesatan pandangan-pandangan
Ibnu Taymiah, sehingga para pembesar ulama Ahlusunah bangkit mengadilinya dan
berakhir dengan dijebloskannya ia ke dalam penjara. Di antara kecaman para
ulama atasnya ialah pandangannya yang mengatakan bahwa Allah berada di atas
singgasana-Nya dengan arti benar-benar duduk sebagaimana layaknya duduknya
hamba, dan Allah berbicara dengan kata-kata dan dengan suara sebagaiaman
manusia. Oleh karenya, diumumkan di kota
Damaskus, bahwa barangsiapa meyakini akidah seperti Ibnu Taymiah maka ia halal
harta dan nyawa/darahnya. … Ia (Ibnu
Taymiah) banyak memiliki buku karangan lebih dari seratus jilid, dan ia
memiliki pandangan- pandangan yang aneh dan diingkari oleh para ulama dan ia
dipenjarakan karenanya, pandangan- pandangan itu bertentangan dengan Ahlusunah
, di antara yang paling keji adalah larangannya untuk menziarai makam suci Nabi
saw.Dan juga kecamannya terhadap para tokoh sufi seperti Hujjatul Islam Abu
Hamid al Ghazali, guru besar Imam Abul Qasim al Qusyairi, Syeikh Ibnu Irrîf,
Syeikh Abul Hasan asy Syadzili dan banyak kalangan pembesar wali-wali Allah dan
hama-hamba pilihan yang baik….,
Demikian juga akidahnya tentang bersemayamnya Allah
di sudut tertentu dan pandangannya yang batil dalam masalah itu dan lain-lain
dari akidahnya seperti sudah ma’ruf dinukil darinya … “
Dalam kitabnya Daf’u Syubahi Man Syabbaha, Syeikh
Taqiyyuddin Abu Bakar al Hishni ad Dimasyqi asy Syafi’i mengkeritik dengan
tajam Ibnu Taymiah, yang katanya hanya berpura-pura mengikuti mazhab Hanbali
dengan tujuan melariskan pandangan-pandangan sesatnya … Setelah digelar majlis
pengadilan untuk mengadili Ibnu Taymiah, para ulama besar Ahlusunnah,
diantaranya Shafiyyuddin al Hindi, Syeikh Kamaluddin az Zamlakani Syeikh
Syamsuddin Adnan asy Syafi’i, dan berakhir dengan dijebloskannya Ibnu Taymiah
ke dalam penjara, dan setelah pengawasan diperketat. Qadhi mazhab Maliki telah
menegeskan, bahwa Ibnu harus dihukum mati atau paling tidak harus diperketat
penjagaannya dalam penjara, atau langsung dibunuh, sebab –masih penurut Qadhi mazhab
Maliki- telah terbukti kekafirannya!
Demikian pula dengan Allamah Burhanuddin al Fizari
telah mengajukan gugatan setebal empat puluh halaman tentang akidah Ibnu
Taymiah, dan ia telah menfatwakan akan kekafiran Ibnu Taymiah. Fatwa itu
disetujui oleh Syeikh Syihabuddin Ibnu Jhbal asy Syafi’i. di bawahnya juga
ditandatangani oleh Qadhi mazhab Maliki dan banyak ulama lain. Dan telah
terjadi kesepakatan akan kesesatannya, kebid’ahan dan kezindiqannya…
Kedumian beliau melanjutkan, “Kemudian fatwa-fatwa
itu dikirimkan kepada Sultan, setelahnya Sultan mengumpulkan para qadhi
(jaksa/ulama), setelah itu Qadhi Badruddin ibn Jama’ah menuliskan di bawah
lembaran fatwa tersebut, ‘Siapa yang meyakini pendapat seperti ini ( seperti
pendapat Ibnu Taymiah) maka ia adalah dhâllun mudhillun (sesat dan
menyesatkan). Keputusan itu disetujui oleh qadhi mazhab Hanafi, maka dari itu
kekafirannya adalah hal yang telah disepakati… “
Inu Hajar, yang kata Anda memuji Ibnu Taymiah dalam
kitab ad Durar al Kâminah, telah membeber komentar dan pandangan para ulama
tentang Ibnu Taymiah, di antaranya ia mengatakan, “Ia merasa dirinya sebagai
seorang mujtahid, maka ia membantah para ulama baik yang kecil maupun yang
besar, yang telah lampau maupun yang baru. Sampai-sampai Umar-pun ia salahkan.
Ketika sampai berita itu kepada Syeikh Ibrahim ar Raqiy ia mengecamnya, dan ia
pun meminta maaf atas sikapnya dan memohon ampun.
Tentang Ali, kata Ibnu Taymiah, ia salah dalam tujuh
belas kasus, di mana Ali menentang nash al Qur’an…
Tentang siapa para ulama yang dikecam oleh Ibnu taymiah, Ibnu Hajar berkata, “Ibnu telah berkata kasar tentang Sibawaih, maka Abu Hayyân memusuhinya…
Tentang siapa para ulama yang dikecam oleh Ibnu taymiah, Ibnu Hajar berkata, “Ibnu telah berkata kasar tentang Sibawaih, maka Abu Hayyân memusuhinya…
Ia mencaci maki Imam Ghazali, sampai-sampai terjadi
kekacauan, hampir-hampir ia dibunuh!
Ia juga mengecam Ibnu Arabi dan ketika sampai berita
kepada Syeikh Nashr al Munjabi, ia melayangkan surat teguran keras kepa Ibnu Taymiah.
Tentang akidah Ibnu Taymiah, Ibnu Hajar mengatakan,
“hadis tentang nuzûl, ia mengatakan bahwa Allah turun dari langit seperti
turunku sekarang ini dari tangga mimbar.. Ia menentang orang yang bertawassul
dan beristighasah kepada Nabi saw.
Pada taggal 17 bulan Rabi’ul Awal tahun 707H ia
dituntun untuk bertaubat dari akidah tajsîm-nya …
Setelahnya, Ibnu Hajar merangkum komentar para ulama tentang Ibnu Taymiah, “Ibnu az Zamlakani dan Abu Hayyân menyimpang darinya (sebelumnya mereka mengagungkannya_pen).
Setelahnya, Ibnu Hajar merangkum komentar para ulama tentang Ibnu Taymiah, “Ibnu az Zamlakani dan Abu Hayyân menyimpang darinya (sebelumnya mereka mengagungkannya_pen).
Di antara para ulama ada yang menggolongkannya
sebagai peyakin tajsîm… ada yang menggolongkannya sebagai zindiq (kafir), ada
yang menggolongkannya sebagai orang munafik, sebab ucapannya tentang Ali
seperti telah lewat, dan dikarenakan ucapannya bahwa Ali selalu terhina (tidak
ditolong Allah) kemanapun ia menuju. Dan beliau berulang kali berusaha merebut
kekhalifahan namun tidak berhasil. Ali berperang hanya karena ingin berkuasa
bukan demi agama!
Dalam kitab Lisân al Mizân,
ketika menyebut biografi Allamah al Hilli, Ibnu Hajar juga menuliskan demikian,
“Ia (Allamah al Hilli) menulis buku tentang keutamaan Ali ra., buku tersebut
telah dibantah oleh Taqiyyuddin Ibnu Taymiah dalam sebuah kitab besar. Syeikh
Taqiyyuddin as Subki telah menyebut buku itu dalam bait-bait syairnya… dalam
akhir bait syair itu ia mengecam akidah Ibnu Taymiah.
Ibnu Hajar berkata, “Aku
telah menelaah buku tersebut, aku temukan seperti yang dikatakan as Subki dalam
al Istîfâ’, tetapi ia (Ibnu Taymiah) sangat subyektif dalam menolak hadis-hadis
yang dikemukakan Ibnu al Muthahhar (Allamah al Hilli)… ia banyak menolak
hadis-hadis yang jiyâd (bagus) ….
Betapa sering ia, demi
melemahkan ucapan Allamah al Hilli, melecwehkan Ali ra.. lembaran ini tidak
cukup untuk menjelaskan hal itu berikut contoh-contohnya.
Dan dalam Fath al Bâri, Ibnu
Hajar juga memiliki komentar tentang Ibnu Taymiah, baik rasanya Anda rujuk.
Dan di akhir tulisan ini, saya ingin menyebutkan komentar Ibnu Hajar al haitami
Dan di akhir tulisan ini, saya ingin menyebutkan komentar Ibnu Hajar al haitami
ketika ditanya tentang
Ibnu Taymiah:
إبنُ تيمية عبدٌ خذلَهُ اللهُ
و أضَلَّهُ و أعماهُ و أَصَمَّهُ و أذلَّهُ. و بذلكَ صرَّحَ الأئمةُ الين بيَّنُوا
فسادَ أحوالِهِ و كِذْبَ أقوالِهِز و من أراد ذلكَ فعليه بِمُطالَعَةِ كلامِ
الإمام الْمُجتهد المُتَّفق على إمامتِهِ و جلالَتِهِ و بلوغه مرتبةَ الإجتهاد،
أبي الحسن السبكيْ ولدِهِ التاج و الإمام العز إبن جماعَة، و أهلُ عصرِهِ و غيرهم
من الشافعية و المالكية و الحنفية. و لم يقتصر أعتراضه على مًتأخري الصوفية، بل اعترض
على مثل عمر بن الخطاب و علي بن أبي طالب رضي الله عنهما……
و أياكَ أن تصغِيْ إلى ما في كتب إبن تيمية و تلميذه إبن القيم الجوزية و غيرهما مِمن اتخذ إلهَهُ هواه و أضلَهُ اللهُ على علمٍ و ختم على سمعه و قلبه و جعل على بصرِهِ غشاوَةً، فمن يهديه مِنْ بعد الله… و كيف تجاوز هؤلاء المُلْحِدون الحدودَ و تعدَّوا الرسومَ و خرقوا سياجَ الشريعة و الحقيقة، فظنوا بذلك أنهم على هُدًى مِن ربهم، و ليسوا كذلك بل هم على أسوأ ضلالٍ و أقبحِ خصالٍ و أبلغ المقتِ و الخسران و أنهى الكذب و البهتان… فخذل الله مُتَّبعيهِم و طهَر الأرضَ م أمثالهِم.
و أياكَ أن تصغِيْ إلى ما في كتب إبن تيمية و تلميذه إبن القيم الجوزية و غيرهما مِمن اتخذ إلهَهُ هواه و أضلَهُ اللهُ على علمٍ و ختم على سمعه و قلبه و جعل على بصرِهِ غشاوَةً، فمن يهديه مِنْ بعد الله… و كيف تجاوز هؤلاء المُلْحِدون الحدودَ و تعدَّوا الرسومَ و خرقوا سياجَ الشريعة و الحقيقة، فظنوا بذلك أنهم على هُدًى مِن ربهم، و ليسوا كذلك بل هم على أسوأ ضلالٍ و أقبحِ خصالٍ و أبلغ المقتِ و الخسران و أنهى الكذب و البهتان… فخذل الله مُتَّبعيهِم و طهَر الأرضَ م أمثالهِم.
Ibnu Taymiah adalah hamba
yang telah ditelantarkan Allah, disesatkan, dibutakan, ditulikan dan dihinakan.
Demikian dijelaskan para imam yang telah membongkar kejelakan keadaannya dan
kepalsuan ucapannya. Siapa yang mengetahui hal itu hendaknya ia menelaah
komnetar Imam Mujtahid yang telah disepakati akan ketokohan dan keagaungannya
serta sampainya ke derajat ijtihad; Abu al hasan as Subki dan putranya, serta
Imam al Izz ibn Jama’ah, demikian pula komentar mereka yang sezaman dan lainnya
dari kalangan ulama mazhab Syafi’ah, Malikiah dan Hanafiah. Ibnu Taymiah tidak
terbatas hanya mengkritik para pemuka sufi mutaakhkhirîn, tetapi ia juga
mengkritik Umar ibn al Khaththab dan Ali ibn Abi Thalib ra….
Hati-hatilah kamu dari
menelaah buku-buku Ibnu Taymiah dan muridnya; Ibnu al Qayyim al Jawziah dan
selain keduanya dari orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan dan
disesatkan Allah kendati ia pandai, serta Ia tutup telinga dan hatinya serta Ia
jadikan atas penglihatannya penutup, lalu siapakah yang akan memberi hidayah
selain Allah… bagaimana kaum ateis itu menerobos batas dan melampau garis serta
menerjang pagar syari’ah dan hakikat, mereka mengira dengan itu mereka berada
di atas hidayah dari Tuhan mereka. Tidak demikian! Mereka berada d atas kesesatan
paling jelek, keadaan paling buruk, puncak murka dan kebohongan dan kepalsuan
paling puncak… Allah menghinakan para pengikut mereka dan membersihkan
permukaan bumi dari orang-orang seperti mereka.”
Selain itu, Anda dapat
menemukan daftar panjang mana-mana ulama besar Ahlusunah dari berbagai mazhab
fikih telah mengecam dan membantah keras kesesatan-kesesatan Ibnu Taymiah yang
tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu dalam kesempatan ini.
Jadi jelaslah dari paparan
sekilas di atas dapat dimengerti bahwa Ibnu Taymiah bukan dari Ahlusunnah!!! Ia
adalah musuh bebuyutan akidah Ahlusunah wal Jama’ah…. Perbedaan pendangan,
ushul dan prinsip akidahnya bertolak belakang dari prinsip akidah Ahlusunnah!!
Ia
seorang mujassim… musyabbih, pengingkar ziarah makan suci Nabi Muhammad saw. …
Pengecam tawassul dan istighâsh dan mengangapnya sebagai bid’ad dan perbuatan
sesat… Pembenci nyata keluarga suci Nabi; Ali, Fatimah, Hasan, Husain ….
Pembenci kaum sufi dan para waliyullah…. Ia Bapak ektrimisme eksternal di kalangan
umat Islam dengan doktrin-doktrin kekerasan yang ia sebarkan di
lembaran-lembaran buku-bukunya yang nyata!
Dan yang pasti Ibnu Taymiah
hanya membawa kekacauan di tengah-tengah umat Islam dengan pandangan-pandangan
sesatnya yang sekarang diadopsi dan sedang dikembangkan dengan gencar kaum Arab
Baduwi di Timur Tengah dan jongos-jongos mereka di tanah air tercinta!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar