Rasulullah saw. bersabda,
بدأ الدين غريباً وسيعود كما بدأ فطوبى للغرباء
Hadist ini menganjurkan untuk berpegang pada agama dan konsisten dengan hukum-hukumnya ketika seluruh manusia menjadi lemah dalam hal itu. Orang yang berpegang teguh akan menjadi seperti orang asing di antara manusia. Hadits ini tidak dapat diartikan sebagai suatu tanda perpecahan kaum muslimin dan munculnya berbagai kelompok. Apalagi diartikan bahwa kelompok minoritas adalah kelompok yang benar. Hal ini karena bertentangan dengan sabda Rasulullah saw.,
حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).” (HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)
Hadist al-Ghurbah (keasingan) di atas pada umumnya, digunakan oleh kelompok-kelompok yang mengklaim bahwa umat Islam akan tersesat serta bergelimang bid'ah setelah kematian nabinya. Kelompok-kelompok itu juga menuduh bahwa sebagian besar ulama Islam telah sesat serta bergelimang bid'ah karena mereka berpaham Asy'ariyah dan Maturidiyah. Padahal paham inilah yang merupakan paham kelompok Ahlusunnah wal Jama'ah dan yang menjadi pedoman para cendekiawan Islam sepanjang sejarah. Bahkan, kelompok-kelompok itu menuduh bahwa kebanyakan kaum muslimin saat ini adalah kaum musyrikin atau melakukan perbuatan-perbuatan syirik karena kebodohan mereka. Dan masih banyak tuduhan-tuduhan lain yang memiliki karakter kelompok Khawarij yang harus dijauhi oleh setiap muslim.
Ikutlah Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang senantiasa berpegang dengan Alqur'an dan As-Sunnah. Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah berakidah (keyakinan) Asy'ariah atau Maturidiyah. Dalam syari'ah mereka menggunakan madzhab empat dan dimasukkan pula ke dalamnya madzhab delapan. Dan digunakan ajaran tasawuf. Tasawuf merupakan ilmu penyucian diri dan tata cara beradab kepada Allah.
Wallahu subhanahu wa ta'ala a'lam
Sumber : http://cintatakutdanharap.blogspot.com
Referensi :
-Beberapa Jawaban Dewan Fatwa Dar Al-Ifta Al-Misriyyah
-Dar Al-Iftaa | دار الإفتاء المصرية
-Teks hadist al-ghurbah dari http://www.nabulsi.com/blue/ar/print.php?art=4068
-Teks hadist as-sawad al a’zham beserta artinya dari http://jundumuhammad.wordpress.com/2011/06/24/anjuran-nabi-shollallaah-alaih-wa-sallam-untuk-mengikuti-kaum-muslimin-mayoritas-as-sawaad-al-azhom/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar